Pendidikan Karakter pada Anak berdasarkan Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Part 1 : Landasan Tauhid pada Nabi Ibrahim
Part 1 : Landasan Tauhid pada Nabi Ibrahim
Penulis : Alfian Ali Murtadlo
Nabi Ibrahim as
merupakan salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui oleh umat Islam. Kisah
beliau menghiasi Al Quran sebagai pelajaran bagi umat manusia. Beliau digelari
sebagai Bapak para nabi karena banyak sekali nabi yang merupakan anak cucunya.
Beliau seorang yang teguh dalam tauhid dengan pengalaman rohani dan pengambaran
pola pikirnya yang berhasil menemukan dan mengumandangkan bahwa Allah adalah
Tuhan yang Esa dan Tuhas seluruh alam, dimana para nabi sebelum itu hanya
memperkenalkan Tuhan hanya kepada kaumnya saja (Shihab, 2010).
Nabi Ibrahim berkata
kepada para penyembah berhala bahwa kenapa mereka menyembah patung yang mereka
pahat sendiri. Dalam argumentasi tersebut menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim mengajak
umatnya untuk berfikir, mengapa mereka menyembah sesuatu yang tidak bisa
memperbaiki dirinya sendiri (Al Maraghi, 2006). Nabi Ibrahim lahir dan
dibesarkan dalam lingkungan kaum penyembah berhala. namun beliau tidak pernah
mau mengikuti ritual-ritual kaumnya. Keteguhan menjalankan misi dakwah beliau
dilandasi atas keyakinan kepada Allah yang telah menuntun kehidupannya.
Kaum penyembah berhala
tersebut merasa terpojokkan dengan dakwah Tauhid Nabi Ibrahim dan mereka tidak
bisa berbuat banyak karena memang secara akal dan logika argumentasi Nabi
Ibrahim itu di atas segalanya. Oleh karena itu mereka mengandalkan kekuatan dan
kekuasaan yang mereka miliki untuk membuat Nabi Ibrahim tidak berdaya. Nabi
Ibrahim dieksekusi dengan dibakar dalam kobaran api besar yang menyala.
Inilah ujian keimanan, beliau seorang diri melawan kedzaliman penguasa. Nabi Ibrahim menghadapi ribuan pasang mata yang bersorak gembira sembari bertepuk tangan menyaksikan beliau dilempar dengan ketapel raksasa ke dalam kobaran api dan dibakar hidup-hidup. Ketika ujian tersebut berlangsung, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikitpun. Beliau memasrahkan dirinya kepada Allah sembari mengucap, “Hasbunallah wa ni’mal wakil” (cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung) (QS. Ali ‘Imran Ayat 173). Para penyembah berhala mengira Nabi Ibrahim akan hangus menjadi debu padahal Allah sudah berfirman, “Wahai api, jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim” (QS. Al-Anbiya' ayat 69). Sehingga Nabi Ibrahim selamat tanpa luka gores sedikitpun. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Referensi :
Al-Maraghi, A. M. (2006). Tafsir Al-Maraghi: Vol.
jilid 8. Darul Fikr.
Falah, S. (2020). Pendidikan karakter berbasis
keluarga pada kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan
Islam, 9(1), 133-150.
Shihab, M. Q. (2010). Tafsir Al-Misbah (Vol. 8).
Lentera Hati.
Komentar
Posting Komentar